Tanpa disadari, sifat-sifat kita 'terbentuk' semenjak ada kejadian yang emosional dalam rumah kita dahulu...
Saat dahulu dituntut untuk berprestasi, ketika berprestasi tak diapresiasi
ketika prestasi turun dimarahi
Bahkan ketika berproses belajar tak diiperhatikan
maka kita tanpa sadar 'belajar' bahwa beginilah cara memperlakukan orang.
Tak perlu mengapresiasi kebaikan, dan perhatikanlah seseorang hanya dari 'hasil buruk'nya saja.
Maka dampaknya?
Bisa sajaa.... 'Tak sengaja' terbawa ke masa kini.
'sulit' untuk melihat dan mengapresiasi kelebihan, kebaikan dan 'prestasi' kecil yang dilakukan pasangan dan anak, sedang begitu 'mudah'nya melihat keburukan pasangan.
Sekalipun mengapresiasi, itu sekedar apresiasi dalam kepala, tak diucapkan secara langsung padanya 'Terima kasih sayang', 'Terima kasih nak'.
Jika saat dahulu di rumah muak untuk dinasehati, mengalami 'OVERDOSIS NASIHAT'.
Dahulu, perbuatan nakal yang dilakukan sebetulnya karena ingin menyampaikan isi hati pada orangtua.
Dan emosi yang tidak terkendali, cenderung akan jadikan luka hati untuk Anak-anak
'Ma, Pa, plis DENGARKAN AKU, PERHATIKAN AKU'.
namun, justru yang didapat nasihat lagi, nasihat lagi, nasihat lagi. Nasihat yang dilengkapi dengan matanya yang tajam dan menyeramkan, suara yang tinggi, telunjuk yang menunjuk di depan mata.
Maka dampaknya?
Bisa saja, 'tak sengaja' hal inilah yang kita lakukan saat pasangan dan anak kita 'bandel'.
Padahal semenjak kecil kita merasakan betapa tidak nyamannya 'tidak didengarkan'
Ketika kebutuhan didengar tak terpenuhi, hal ini menyesakkan dada, membuat tangan mengepal, bahkan tak jarang membuat kepala panas. Saat ini kita sedang berkobar apinya.
Nasihat di saat seperti ini, layaknya melempar minyak ke dalam api yang membara.
Tanpa sadar, seringkali kita sendiri yang sering melempar minyak saat api pada pasangan dan anak kita berkobar.
Masa lalu adalah referensi...
Saat dahulu sering 'dikekang', tumbuhlah kita menjadi orang yang KERAS. Maka 'tak sengaja', kita sering keras pada pasangan dan anak kita...
Saat dahulu orangtua begitu jarang hadir di rumah akibat kesibukan kerja, kesepianlah yang menggerakkan kita untuk 'sibuk di luar', karena tentu rumah tempat yang 'gak rame'. Maka 'tak sengaja', rumah seperti inilah yang terbentuk pada rumah kita saat ini.
Saat dahulu, sering melihat ayah-ibu berantem dalam pernikahannya, bisa saja menyebabkan 'luka' untuk menjalani pernikahan...
Mari selesaikan luka-luka yang hadir dalam hidup kita, dengan mengikuti workshop
'Cleansing for Barakah Family' 'Mengobati Luka Hati Perselingkuhan, Pengasuhan, dan Pernikahan'
Yuk jangan Lewatkan Kesempatan ini
Tunggu Apa Lagi? Daftar Sekarang Juga, masukan kode diskon untuk dapatkan double diskonnya!